
THEGRASSSKIRTBLOG.COM, BANTEN – Belum lama ini muncul isu banyak HRD ( Human Resources Departement ) perusahaan akan memasukan lulusan SMA Negri 1 Cimarga, Lebak, Bantern Ke Dalam Daftar Hitam Sebagai calon penerimaan tenaga kerja. Hal ini di karenakan ratusan siswa SMAN 1 Cimarga yang melakukan aksi mogok sekolah sejak 13 – 14 Oktober 2025.
Isu pemblokiran terhadap lulusan SMAN 1 Cimarga tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Seruan untuk mem-blacklist para siswa dari seluruh perguruan tinggi dan perusahaan mencuat setelah insiden aksi mogok sekolah, yang dipicu oleh peristiwa kepala sekolah menampar seorang siswa karena kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah Dini angkat bicara. Ia menegaskan bahwa para siswa tetaplah tanggung jawabnya, dan ia berkomitmen untuk membantu mereka mendapatkan masa depan yang lebih baik.
“Bagaimanapun, mereka adalah murid-murid saya. Saya ingin mereka tetap bisa menjemput nasib baiknya. Saat ini saya sedang berusaha agar mereka tetap diterima di SNMPTN dengan cara yang baik,” ujar Dini saat ditemui di SMAN 1 Cimarga, Kamis (16/10).
Dini juga menyampaikan permohonan maaf atas perilaku anak didiknya yang sempat memicu polemik. Ia berharap masyarakat dapat melihat sisi kemanusiaan dalam peristiwa ini.
“Mereka masih remaja, masih butuh banyak bimbingan dan arahan. Saya yakin dengan kesempatan dan pendampingan yang tepat, mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan,” tambahnya penuh harap.
Meski sempat menuai kontroversi, pernyataan sang kepala sekolah ini menuai simpati dari sejumlah pihak yang menilai pendekatannya lebih mengedepankan pendidikan dan pembinaan moral, bukan sekadar hukuman.
Sebagai seorang pemimpin di dunia pendidikan, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini, mengaku memikul beban moral yang besar untuk memastikan para siswanya tetap memiliki masa depan cerah seperti slot mahjong mudah jackpot, meskipun sekolah mereka tengah diterpa polemik. Ia menegaskan, tanggung jawabnya bukan hanya mendidik di dalam kelas, tetapi juga memastikan para lulusan bisa bersaing meraih cita-cita mereka, termasuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi impian.
“Kalau bisa, mereka tetap bisa diterima di perguruan tinggi yang diinginkan. Dan kita doakan semoga mereka tidak mengulangi hal seperti itu lagi,” ujar Dini dengan nada penuh harap.
Sebelumnya, ratusan siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok sekolah selama dua hari, yakni pada Senin dan Selasa (13–14 Oktober 2025). Aksi tersebut merupakan buntut dari insiden penamparan yang dilakukan kepala sekolah terhadap seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Meski situasi sempat memanas dan menuai berbagai reaksi di media sosial, Dini menegaskan bahwa pihak sekolah kini berupaya memulihkan suasana dan membangun kembali kepercayaan publik. Ia berharap masyarakat dapat melihat peristiwa ini sebagai pelajaran bersama, bukan sebagai vonis yang menutup masa depan para siswa.
“Anak-anak ini masih dalam proses belajar, termasuk belajar dari kesalahan. Kami akan terus mendampingi mereka agar bisa tumbuh menjadi generasi yang lebih baik,”.