## Rumah Nafa Urbach di Bintaro Jadi Sasaran Amuk Massa: Permintaan Maaf Tak Redakan Amarah Publik
**Jakarta, DISWAY.ID** – Amarah publik yang meluap atas pernyataan sejumlah anggota DPR RI terkait gaji, tunjangan, dan gaya hidup mewah, berujung pada aksi penjarahan rumah artis Nafa Urbach di kawasan elit Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Insiden ini terjadi pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025, hanya sehari setelah rumah beberapa anggota DPR lainnya, termasuk Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya, serta rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani, menjadi sasaran kemarahan massa. Aksi penjarahan tersebut menjadi puncak kekecewaan publik yang telah mencapai titik didih.
Peristiwa ini semakin memperkeruh suasana setelah Nafa Urbach, yang juga anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, sebelumnya telah menyampaikan permintaan maaf melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya. Dalam video yang viral tersebut, Nafa terlihat menangis sembari memohon maaf atas pernyataannya yang dianggap telah menyakiti hati rakyat. Ia menyatakan penyesalannya atas ucapannya mengenai tunjangan rumah anggota dewan sebesar Rp50 juta per bulan, yang dianggapnya sebagai “kompensasi wajar” karena pengembalian rumah jabatan kepada pemerintah. Namun, permintaan maaf tersebut dinilai terlambat dan tidak cukup untuk meredakan amarah publik yang telah meluap.
Banyak warganet menganggap permintaan maaf Nafa Urbach sebagai tindakan yang terlambat dan tidak tulus. Komentar-komentar negatif bermunculan di media sosial, menyatakan bahwa kekecewaan rakyat sudah terlalu dalam sehingga amarah mereka sulit dibendung. Insiden penjarahan rumah Nafa Urbach menjadi bukti nyata betapa besarnya tekanan sosial yang tengah dihadapi para anggota DPR yang terjerat kontroversi ini.
**Latar Belakang Kontroversi dan Gejolak Publik**
Kehebohan ini berawal dari pernyataan kontroversial beberapa anggota DPR yang dinilai pamer kekayaan dan gaya hidup mewah di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit. Ahmad Sahroni menjadi sorotan publik karena sering memamerkan kekayaannya di media sosial (“flexing”), sementara Eko Patrio dianggap mengucapkan guyonan yang tidak sensitif mengenai besaran tunjangan yang diterima. Uya Kuya, sebagai anggota DPR baru, juga menuai kritik atas pamer kemewahannya.
Pernyataan Nafa Urbach mengenai tunjangan rumah Rp50 juta menjadi pembakar bara kemarahan publik. Di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi sebagian besar masyarakat Indonesia, pernyataan tersebut dianggap sebagai pelecehan dan menunjukkan ketidakpekaan para elite politik terhadap permasalahan rakyat.
Pantauan warga sekitar menunjukkan bahwa massa mulai berdatangan ke kompleks perumahan Nafa Urbach sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin meluasnya aksi serupa di masa mendatang. Kejadian ini juga menjadi sorotan tajam terkait pengawasan dan keamanan para anggota DPR RI, serta menunjukkan perlu adanya evaluasi terhadap sistem dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peristiwa ini juga menjadi cerminan dari ketidakpuasan publik yang semakin meningkat terhadap kinerja dan transparansi pemerintahan.
**Kata Kunci:** Nafa Urbach, DPR RI, Fraksi NasDem, Penjarahan, Bintaro, Tangerang Selatan, Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Sri Mulyani, Tunjangan Rumah, Kontroversi, Amarah Publik, Demo, Aksi Massa, Kekecewaan Rakyat, Politik Indonesia.